Aku pasti kembali
Pagi ini matahari menyinarkan sinarnya, namun mendung
membuat sinar matahari terlihat redup. Pagi ini tasya pergi ke kampus, sebelum
ia berangkat ke kampus, teleponnya berdering, setelah melihat layar ternyata
itu adalah telepon dari ryan, kekasih tasya.
Melihat kata ryan, membuat ia teringat akan sesuatu yang pasti akan terjadi
besok. Yaitu ryan akan meninggalkan tasya selama 3.5 tahun untuk menempuh
pendidikan di salah satu universitas di London. Jauh dan memang sangat lama
bagi mereka, mereka harus menjalani LDR selama 3.5 tahun. Pertanyaan yang
selalu ada di benak tasya adalah, apakah mungkin kita bisa menjalani LDR selama
itu? Apakah ryan benar-benar jodohku? Karena memang 3.5 tahun setia
menanti kekasih pulang bukanlah waktu
yang sebentar.
Ia pun mengangkat telepon, dan berkata,
“hallo” sapa tasya dalam telepon.
“iya, kamu belum berangkat ke kampuskan? Aku anter ya
mumpung aku lagi ada di jalan deket rumah kamu? Nanti biar enak aku jemput juga
deh.”
“okay, aku tunggu ya.” Ucap tasya mengakhiri pembicaraan.
Belum genap 5 menit, mobil ryan sudah terpatung di depan
rumah tasya, mereka pun berdua berangkat..
Selama di mobil
mereka saling diam, ingin bicara tapi rasa takut kehilangan ini tak
mampu membuat bibir tasya terbuka, melihat matanya saja, hati tasya sudah
sangat terluka, tak bisa membayangkan besok.
---Sesampainya dikampus.
“selamat belajar sayang dan… ya, nanti aku jemput.” Ujar
ryan.
Tak lagi menjawab tasya hanya tersenyum melihat wajah ryan,
dengan sangat tulus. Seraya saja tatapan itu tak ingin lepas.
Setelah selesai kuliah kira-kira jam setengah satu siang,
tasya sudah menunggu di gerbang depan kampusnya, ternyata ryan belum datang,
mungkin sebentar lagi. Tasya menunggu ryan seraya bercengkrama dengan
teman-temannya, 1 jam berlalu teman-temannya pun telah pulang. tinggal ia
sendiri. suasana ini, suasana menunggu
yang tidak enak, menanti seseorang yang tak kunjung datang, resah-gelisah. Ini
saja hanya 1 jam dan besok aku akan menunggu selama 3.5 tahun. Apa aku akan
sanggup tuhan? `teriak tasya dalam hati`
Tiba-tiba tercetus dalam benak dan pikirannya, untuk
bersumpah, bila ryan tak juga datang dan tak menjemputnya hari itu, itu
pertanda bila ryan bukan jodoh tasya, dan bagaimanapun ia harus melepaskannya.
Dan apabila yang terjadi adalah ryan tetap dan benar menjempunya meskipun
terlambat dan sangat lama, itu pertanda bahwa ryan memang jodoh tasya dan
bagaimanapun tasya harus memepertahankannya, setia selama 3.5 tahun.
Menunggu, menunggu, dan menunggu. Ryan tak kunjung datang
perasaan tasya sungguh gelisah, ingin sekali ryan memang benar jodohnya, namun
rasanya banyak sekali halangan dan hatinya seolah berperang, berperang akan dua
hal yang sulit itu. Semakin lama,
matahari mulai condong k ebarat, mata tasya semakin berat menatap jalan, menanti
kedatangan ryan. Mata itu merah ditambah kecemasan hati. Ia tidak kuat, tidak
betah seperti ini terus harus menunggu, 'apa aku harus pergi dan meninggalkan
ryan?', ia pun berdiri, masih berdiri, hatinya masih berperang seolah terpecah
menjadi 2 dan berperang dengan argument yang sama-sama kuat dan sulit untuk
tasya putuskan.
Suara klakson mobil, tiba-tiba terdengar dan tasya langsung
menengok, ryan telah menjemputnya.
Ryan adalah jodohnya? 'Haruskah aku bahagia?'
Itulah pertanyaan yang terlontar dri batin tasya saat mulai
menaiki mobil dan akhirya mobil bergerak dan pulang.
“maaf sayang, tadi macet banget sumpah.”
“gak papa.” Jawabnya tanpa menatap ke arah ryan.
“oh ya, kamu udah makan belum, udah jam setengah 4, kayaknya
kita mampir makan dulu nggak papa kan?”Tanya ryan.
“nggak papa.”
“tuh kan nggak papa lagi, kamu kenapa sih?”Tanya ryan seolah
diacuhkan oleh tasya yang selalu menjawab singkat.
“ihhh, gimana sih, kan kamu Tanya “gak papa kan?” ya aku
jawab gak papa. Ihh bikin tambah sebel.”
“kamu sebel sama aku?”
“nggak. Ya udah kita turun aja yuk, lagian kan udah sampai.”
Mereka pun makan di salah satu restoran seafood, pembicaraan mereka masih seputar macet, macet yang diceritakan ryan
menjadi topik dikala mereka makan. Ryan sama sekali tak mengatakan dan
membicarakan keberangkatnnya esok hari, seolah esok tidak ada apa-apa. sampai
setelah selesai makan, ryan mengajak tasya untuk nonton. Sepertinya mereka akan
menghabiskan hari ini bersama. tanpa basa-basi, tasyapun menyutujui ajakan
kekasihnya.
Di dalam bioskop mereka menonton film “perfect love”, sebuah
film bergenre romance yang menceritakan perjuangan sepasang kekasih dalam
menuju pelaminan, masalah selalu ada namun` perfect love’ menjadi
"kekuatan besar yang mampu mengalahkan seluruh masalah yang ada.
Tatapan, rangkulan, genggaman tangan ini, akan ku temui dan
akan ku rasakan 3.5 tahun lagi, bagaimana kalau ditengah perjalanan aku
merindukan semua ini, apa aku meminta kepada lelaki lain, apa aku harus tetap
setia menunggu rangkulan ini. Mungkin harus ku puaskan tuk hari ini. Semakin ku
puas dengan ini, aku semakin sulit melepaskan semua ini." (benak hati tasya).
-----Selesai nonton..
“seru ya tadi filmnya, semoga cinta kita juga bakal kayak
mereka, cinta yang sempurna.” Ucap tasya membahas film tadi.
“aamiin.” Ucap keduanya.
Waktu sudah menunjukan pukul tujuh, akhirnya tasya mulai
sedikit ceria. Dan ia berani untuk memulai menanyakan keberangkatannya besok.
“gimana buat besok, kamu udah packing?”
“udah sih, tapi kan disana lagi musim dingin, aku belum
punya banyak baju tebal. Jadi kayaknya malam ini aku mau beli, kamu mau ikut
nggak?”
“okay, boleh. Gimana kalau kita habisin malam ini berdua,
kan ini emang malam…”
Belum selesai, ryan sudah meneruskan ucapannya.
“malam terindah. Nggak akan ada malam terakhir untuk kita.
Nggak ada malam terakhir sebelum 3.5 tahun lagi. Malam-malam yang akan datang
kita akan slalu bersama, bersama dalam buaian langit dan bulan yang sama yang akan
menyatukan kita.” Ucapnya sangat halus, membuat tasya sedikit tenang namun
hatinya tetap saja sedikit masih gelisah.
Merekapun datang kesebuah toko baju tebal untuk membeli
beberapa baju. Di saat mereka memilih, mereka tiba-tiba tertuju pada sebuah
pajangan baju sweater couple. Mereka pun membelinya.
“kamu boleh pakai ini kalau kamu kedinginan, bayangin aja
sweeter ini adalah pelukan dari aku.”
“iyaaa.” Jawab ryan seraya menatap tulus wajah tasya.
Setelah itu, langit semakin saja gelap. Oleh karena itu,
ryan dan tasya akan mengakhiri pertemuannya malam ini, dan mengantar tasya ke rumahnya. Namun, di tengah perjalanan
ryan mobil berhenti di tengah jalan. Bukan berhenti, lebih tepatnya
diberhentikan oleh ryan.
“kok berhenti? Kenapa mogok?”Tanya tasya.
“bukan, turun yuk.” Jawab ryan seraya menarik tangan tasya
keluar mobil.
“untuk?”Tanya tasya lagi.
“lihat deh di atas, sayang banget kalau kita nggak liat
malam yang penuh bintang ini.”
“iya… indah banget ya.”ujar tasya sambil tersenyum melihat
ke arah langit.”
“tapi kalah terang sama wajah kamu…”celetuk ryan.
“yeeee… udah deh.”
Berhubung mobil yang di bawa ryan adalah mobil jeep, dengan
bak belakang yang terbuka, mereka berbaring di sana, menatap arah langit.
“kalau lihat bintang kayak gini, pernah gak sih kamu di
suruh ngitung bintang?”Tanya tasya.
“pernah sih, sama papa dulu.” Jawab ryan.
“berhasil?”tanyanya lagi.
“nggak sih, emang nggak ada kali yang bisa ngitung.”ujar
ryan.
“ada tau. Ada orang yang bisa ngitung bintang.” Ujar tasya.
“siapa?” Tanya ryan.
“hmmm… aku. Jumlahnya
Cuma 1. Karena bintangku kan cuma kamu.”jawab tasya sambil tertawa.
“wow. Ternyata kamu bisa gombal juga ya.”
“sya, kamu tahu nggak kenapa bintang nggak datang di setiap
malam?”
“nggak tahu. Soalnya pelajaran tentang tata surya ku jelek
sih. Emang kenapa?”
“bintang itu nggak datang setiap malam, karena biar orang
pada merindukan bintang, biar mereka nggak bosan sama bintang, dan supaya
mereka tahu rasanya kehilangan sesuatu yang membuat malam mereka indah
dan bercahaya.”
“tapi, setelah bintang
pergi, bintang bakalan datang lagikan buat bikin orang yang rinduin dia, bertemu dia lagi?”
“itu tuhan yang ngatur sya. tuhan pun yang ngatur bintang untuk hadir di
malam ini untuk nemenin kita.”
“tapi kamu akan balik lagi kan, setelah pergi?”
“itupun tuhan yang ngatur.”
“tapi aku nggak mau kehilangan kamuuu”
“sama aku juga. I love you”
“I love you too” seketika satu bintang yang dari tadi di tatap tasya jatuh. Dia berdoa
dalam hatinya, agar ryan bakal kembali lagi, 3.5 tahu yang akan datang, seperti
bintang yang jatuh tadi semoga dia akan kembali menghiasi langi ..
“eh tadi di mobil ada gitar nggak” Tanya ryan.
“ada deh kayaknya. Kamu mau nyanyi?” Tanya balik tasya
“yoi.”sambut ryan.
“emang kamu bisa nyanyi?”Tanya tasya kembali.
“semua orang emang bisa nyanyi kali. Tapi suaranya ja yang
bedain. Kamu amblin dong…” pintanya.
“okay.”
Sambil bersandar di bak belakang mobil ryan dan menatap
langit. Ryan mulai mememtik gitarnya, ia menyanyikan suatu lagu yang ia
ciptakan sendiri khusus buat kekasihnya.
Lagu: waktu t’lah tiba
Aku kan meninggalkan
Tinggalkan kamu tuk sementara
Kau dekap aku
Kau bilang jangan pergi
Tapi ku hanya dapat berkata
Aku hanya pergi tuk
sementara
Bukan tuk
meninggalkanmu selamanya
Aku pastikan kembali
pada dirimu
Tapi kau jangan nakal
Aku pasti kembali….
kau peluk aku
kau ciumi pipiku
kau bilang jangan daku pergi
bujuk rayumu buat hatiku sedih
tapi ku hanya dapat berkata
aku hanya pergi tuk
semntara
bukan tuk
meninggalkanmu selamanya
aku pastikan kembali
pada dirimu tapi
kau jangan nakal
pabila nanti
kau rindukanku
ku didekatmu
tak perlu kau risaukan
aku pasti..... akan kembali….
Bersamaan
dengan lagu itu pula yang menghibur hati tasya, menghibur tasya saat melepas ryan untuk menuntut ilmu di
UK. Melepas dekapan terakhirnya sebelum berpisah dengan ryan. Dekapan itu
terlepas dengan senyum sangat tulus dari bibir ryan, meskipun hati ryan juga
begitu sakit harus berpisah selama 3.5 tahun, senyum yang kan dia temui 3.5
tahun lagi,yang membuat tasya tak mampu lagi menahan air matanya. Pesawat pun
meninggalkan tanah, dengan bekas tanah yang terukir nama dua insan yang mulai
terpisah oleh jarak, menjadi saksi bisu hubungan jarak jauh mereka. Dan tanah
goresan yang akan kembali rata setelah
tiga setengah tahun lagi, setelah tergores roda pesawat yang akan
kembali membawa ryan 3.5 tahun lagi. Dan di
kala tasya menjemput ryan dengan perasaan yang gembira. Dan akan segera
meresmikan hubungan mereka.
-----END------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar