Pemuda
Dan Sumpah Pemuda
Pagi itu, Bagus pergi ke
sekolah dengan perasaan berbeda dengan biasanya, ia pergi ke sekolah dengan
semangat pemuda, karena nanti ia akan menjadi pembaca ikrar sumpah pemuda dalam
rangka upacara hari sumpah pemuda di sekolahnya. Saat ia melewati perempatan
jalan ia melihat sahabatnya Alim, ia tampak menunduk, dan tak bersemangat, lalu
Bagus mengahampiri sahabatnya itu.
“Hai, Alim. Kelihatanya kau
tampak sedih, kenapa?Bukanya kau nanti menjadi pemimpin upacara sumpah
pemuda?Jangan lemes gitu dong, semangat.” ucap Bagus perhatian.
“iya benar Gus, aku hanya
berfikir saja, dengan tinngkah laku pemuda zaman sekarang, sangat jauh dari
kata baik, lihat saja itu.” ucap Alim sambil menunjuk seorang pemuda berpakaian
nyentrik seperti anak brandal.
“kamu lihatkan mereka
memakai baju seperti preman, merokok, berkata kotor, miris sekali ku
melihatnya.” Ucap Bagus sambil menatap segerombolan anak brandal itu.
“iya Alim. Tidak hanya kamu,
aku pun juga prihatin dengan akhlak dan moral para pemuda sekarang, aku juga
sering melihat berita di TV, banyak anak muda yang tawuran, dan tak hanya
sekedar tawuran biasa, mereka banyak yang menggunakan golok, curit, rantai, dan
lebih mirisnya lagi banyak pelajar yang merenggut nyawa karena tawuran.”ucap
Bagus bercerita.
Tiba-tiba dari samping
datang Bella dan Cindy, dan menghampiri Alim dan Bagus.
“hai Alim dan Bagus, kalian
sedang membicarakan apa sepertinya serius sekali?”Tanya Bella.
“iya, membahas apa sih, kita
boleh gabung kan?” sela Cindy.
“kita sedang membahas akhlak
dan moral buruk anak muda indonesia zaman sekarang.” Ujar Alim.
“oh tentang itu. Memang
benar anak muda sekarang banyak yang rusak akhlaknya karena perkembangan zaman,
sekarang banyak sekali kasus anak muda seperti hamil di luar nikah, narboba,
tawuran, hal-hal seperti itu sudah menjadi trend di kalangan anak muda
sekarang.Meskipun begitu masih banyak kok, anak muda Indonesia yang mendulang
prestasi baik akademik maupun non akademik, dan di antara mereka sudah banyak
yang menampakan prestasinya di kancah internasional.” Jelas Cindy.
“teman mari kita jalan!hari
ini upacara jam tujuh tepat, jangan samapai kita terlambat.” Ucap Bella.
“oh iya, mari!” sambut
Bagus.
Sesampainya di sekolah, Bagus
langsung bersiap-siap untuk menjadi pembaca ikrar sumpah pemuda..upacara pun
berjalan dengan begitu khidmat dan penuh rasa nasionalisme, dan mereka
berempat, Bagus, Alim, Bella, dan Cindy berhasil menjadi petugas upacara dengan
sangat baik dan penuh dengan semangat.
Seusai upacara anak-anak
kembali ke kelas, di kelasnya Bagus, kebetulan jampertama adalah Bu Neti guru
PKN dan mengadakan ulangan mendadak tentang perjuangan pahlawan dalam merebut
kemerdekaan, mendengar pernyataan itu sontak satu kelas menjadi kaget dan
ricuh, kecuali bagus, ia terlihat begitu santai karena malam harinya ia telah
belajar.
“yah, Bu kenapa mendadak
sekali sih. Kita semua kan belum belajar.”Ucap salah satu murid di kelas Bagus.
“salah kalian sendiri,
kenapa tadi malam kalian tidak belajar, kan tugas kalian sebagai siswa adalah
belajar, keputusan ibu tidak bisa di ganggu gugat, pokoknya hari ini ulangan!”
jelas Bu Neti.
Ulangan pun di mulai,
pertanyaan demi pertanyaan terucap dari mulut Bu Neti, dan semua murid mengerjakan,
namun saat mengerjakan pemandangan tak lazim terjadi, tak sedikit siswa yang
mencontek, saling bertanya satu sama lain, dan tak banyak ada juga yang
mencontek meggunakan Buku paket.
“anak muda sekarang, hanya
ulangan tentang perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan saja mencontek,
bagaimana bisa menjadi pemipin yang baik? Bagaimana Negara ini bisa maju?Kalau
generasi mudanya setiap ulangan mencontek dan terus mencontek…”ucap Bagus dalam
hati.
Setelah pulang sekolah.Bagus,
Cindy dan Bella pulang bersama.
“Alim dimana, tumben dia
tidak ikut pulang bersama kita?” Tanya Bella.
“iya, kemana ya dia? Mungkin
dia sudah pulang duluan.”jawab Bagus.
Di tengah perjalanan Bagus
melihat Alim sedang bersama kakek dan nenek yang berpakaian dekil, dan kakek
itu sepertinya kakinya pincang.
“lihat itu, bukankah itu
Alim? Mengapa dia di situ.Dengan siapa dia?” ucap Bagus sambil menunjuk ke arah
Alim.
“iya, itu kan Alim. Mengapa
dia menyemir sepatu.Yuk kita kesana?” ujar Cindy.
“Yuk.” Sambut Bella.
“Alim, apa yang kau lakukan
di sini?”Tanya Bagus kepada Alim.
“eh kalian, ini aku sedang
membantu kakek dan nenek ini menyemir sepatu, aku merasa iba melihat kakek dan
nenek ini sudah tua tapi masih bekerja, danasal kalian tahu kakek dan nenek ini
dulunya seorang pejuang kemerdekaan, dan lihat kaki kakek ini, dia merelakan satu
kakinya yang tertembak tentara Belanda demi memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Dan kini mereka hidup di negeri yang telah mereka merdekakan ini
sebagai penyemir sepatu.” Terang Alim.
“aku sungguh kasihan pada
mereka, sepertinya pemerintah tidak mempedulikan nasib pejuang dahulu kita ya.”
Ucap bella sambil melinangkan air mata.
“baiklah Alim, kita akan
membantu kamu untuk membantu kakek dan nenek ini.” Ucap Bagus.
“nah, begitu dong. Itu baru
sahabatku.”Ucap Alim seraya tersenyum.
“sepertinya kalauhanya
begini hasilnya hanya sedikit, bagaimana kalau kita membuat sebuah pelelangan
bagi para pejuang bangsa.”ucap Cindy.
“ini benar sekali, aku
setuju. Bagaimana dengan kalian?” Tanya Alim.
“Setuju” ucap Bagus dan
Bella.
Di acara pelelangan itu,
yang di adakan di sebuah taman, mereka saling membagi tugas ada yang mencari
donatur, ada yang menata stand, dan lain-lain.
Acara pelelangan bagi
pejuang bangsa pun di mulai, satu persatu dari 4 sekawan itu saling tunjuk
bakatnya.
“sepertinya penontonya sangat
sedikit, bagaimana kita bisa mendapat banyak donasi kalau penontonya saja hanya
sedikit?” Tanya Bella.
“Tenang saja.” Ujar Alim
Lalu Alim pun meninggalkan
tempat itu dan pergi ke sebuah tempat tongkrongan anak muda.
“hallo kakak-kakak! Bagaimana
dari pada kakak-kakak semua nongkrong tidak jelas di sini, kalian datang ke
acara amal untuk pejuang bangsa, di sana kakak-kakak bisa mempertunjukan bakat
kalian loh.”Ujar Alim dengan jelas.
“apa untungnya bagi kita, kalau
kita ke sana? Tanya salah satu orang dari gerombolan anak tongkrongan tersebut.
“banyak sekali untungnya,
selain kalian bisa menunjukan bakat kalian, kalian juga bisa membantu para
pejuang bangsa, pejuang bangsa sudah berkorban baik jiwa dan raganya untuk
merebut kemerdekaan, bayangkan saja apabila negeri ini tanpa pejuang, mungkin
saja negeri ini masih dijajah sampai detik ini.ayolah kak kita jadikan acara
ini sebagai ucapan terima kasih kita kepada pejuang bangsa. Dan kita tunjukan
pula bahwa generasi muda sekarang tidak semuanya berahlak jelek, kalau pejuang
dulu merebut kemerdekaan dengan darah dan kerinngat, mari kita sebagai penerus
pejuang bangsa, kita mengisi kemerdekaan dengan karya dan prestasi. Oh iya,
Kakak semua tau tidak? Hari ini hari sumpah pemuda.Kita sebagai pemuda-pemuda
Indonesia harus mengobarkan semangat kita, semangat pemuda kita untuk mengisi
dan mempertahankan kemerdekaan.”Ucap Alim panjang lebar.
“benar juga apa kata anak
ini. Ya udah yuk.” Ujar salah satu dari pemuda di situ.
“Yuk” ujar semuanya.
“eh Lim, kamu bagaimana bisa
membawa orang sebanyak ini?” Tanya Cindy.
“sudahlah, kau tidak perlu
tahu. Yang penting sekarang kita mulai saja acaranya.”Jawab Alim.
Acara pun di mulai, acara
semakin meriah karena pemuda tadi banyak yang memiilki bakat yang berbeda-beda
dan unik, ada yang breakdance, juggling bola, sulap,bahkan jaipongan, dan masih
banyak lagi. Dan akhirnya acarapun selesai dan di akhiri dengan dengan ikrar
sumpah pemuda yang di teriakan Alim dengan lantang dan di tirukan oleh semua
penonton dan pengisi acara di situ, dan terakhir di akhiri tepukan tangan yang
begitu meriah.
“Sumpah pemuda bukan hanya
di hafalkan dan di ucapkan saja, tetapi harus di hayati maknanya pada kehidupan
sehari-hari, agar kita menjadi pemuda Indonesia yang berakhlak baik,
berprestasi dan berkarya demi kemajuan negeri ini agar menjadi lebih baik.”
Teriak Bagus mengakhiri acara tersebut.
Dana yang terkumpul pada
acara tersebut ternyata lumayan banyak, lalu Alim dan teman-teman memberinya
kepada pejuang bangsa.Mereka begitu senang ternyata masih ada anak Indonesia
yang memperhatikan mereka.
Alim dan kawan-kawan
berharap semoga kegiatan seperti ini terus bisa di laksanakan oleh semua pemuda
Indonesia, dan menunjukan bahwa generasi muda sekarang masih ada dan semoga
semuanya masih menjujung rasa persatuan, persaudaraan, dan toleransi. Di tengah
arus globalisasi yang sangat deras dan bisa saja mendera akhlak pemuda
Indonesia yang tidak memiliki tekad dan
rasa nasionalisme yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar