Sabtu, 14 November 2015

CERPEN 1 :Pemuda Dan Sumpah Pemuda



Pemuda Dan Sumpah Pemuda
Pagi itu, Bagus pergi ke sekolah dengan perasaan berbeda dengan biasanya, ia pergi ke sekolah dengan semangat pemuda, karena nanti ia akan menjadi pembaca ikrar sumpah pemuda dalam rangka upacara hari sumpah pemuda di sekolahnya. Saat ia melewati perempatan jalan ia melihat sahabatnya Alim, ia tampak menunduk, dan tak bersemangat, lalu Bagus mengahampiri sahabatnya itu.
“Hai, Alim. Kelihatanya kau tampak sedih, kenapa?Bukanya kau nanti menjadi pemimpin upacara sumpah pemuda?Jangan lemes gitu dong, semangat.” ucap Bagus perhatian.
“iya benar Gus, aku hanya berfikir saja, dengan tinngkah laku pemuda zaman sekarang, sangat jauh dari kata baik, lihat saja itu.” ucap Alim sambil menunjuk seorang pemuda berpakaian nyentrik seperti anak brandal.
“kamu lihatkan mereka memakai baju seperti preman, merokok, berkata kotor, miris sekali ku melihatnya.” Ucap Bagus sambil menatap segerombolan anak brandal itu.
“iya Alim. Tidak hanya kamu, aku pun juga prihatin dengan akhlak dan moral para pemuda sekarang, aku juga sering melihat berita di TV, banyak anak muda yang tawuran, dan tak hanya sekedar tawuran biasa, mereka banyak yang menggunakan golok, curit, rantai, dan lebih mirisnya lagi banyak pelajar yang merenggut nyawa karena tawuran.”ucap Bagus bercerita.
Tiba-tiba dari samping datang Bella dan Cindy, dan menghampiri Alim dan Bagus.
“hai Alim dan Bagus, kalian sedang membicarakan apa sepertinya serius sekali?”Tanya Bella.
“iya, membahas apa sih, kita boleh gabung kan?” sela Cindy.
“kita sedang membahas akhlak dan moral buruk anak muda indonesia zaman sekarang.” Ujar Alim.
“oh tentang itu. Memang benar anak muda sekarang banyak yang rusak akhlaknya karena perkembangan zaman, sekarang banyak sekali kasus anak muda seperti hamil di luar nikah, narboba, tawuran, hal-hal seperti itu sudah menjadi trend di kalangan anak muda sekarang.Meskipun begitu masih banyak kok, anak muda Indonesia yang mendulang prestasi baik akademik maupun non akademik, dan di antara mereka sudah banyak yang menampakan prestasinya di kancah internasional.” Jelas Cindy.
“teman mari kita jalan!hari ini upacara jam tujuh tepat, jangan samapai kita terlambat.” Ucap Bella.
“oh iya, mari!” sambut Bagus.
Sesampainya di sekolah, Bagus langsung bersiap-siap untuk menjadi pembaca ikrar sumpah pemuda..upacara pun berjalan dengan begitu khidmat dan penuh rasa nasionalisme, dan mereka berempat, Bagus, Alim, Bella, dan Cindy berhasil menjadi petugas upacara dengan sangat baik dan penuh dengan semangat.
Seusai upacara anak-anak kembali ke kelas, di kelasnya Bagus, kebetulan jampertama adalah Bu Neti guru PKN dan mengadakan ulangan mendadak tentang perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan, mendengar pernyataan itu sontak satu kelas menjadi kaget dan ricuh, kecuali bagus, ia terlihat begitu santai karena malam harinya ia telah belajar.
“yah, Bu kenapa mendadak sekali sih. Kita semua kan belum belajar.”Ucap salah satu murid di kelas Bagus.
“salah kalian sendiri, kenapa tadi malam kalian tidak belajar, kan tugas kalian sebagai siswa adalah belajar, keputusan ibu tidak bisa di ganggu gugat, pokoknya hari ini ulangan!” jelas Bu Neti.
Ulangan pun di mulai, pertanyaan demi pertanyaan terucap dari mulut Bu Neti, dan semua murid mengerjakan, namun saat mengerjakan pemandangan tak lazim terjadi, tak sedikit siswa yang mencontek, saling bertanya satu sama lain, dan tak banyak ada juga yang mencontek meggunakan Buku paket.
“anak muda sekarang, hanya ulangan tentang perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan saja mencontek, bagaimana bisa menjadi pemipin yang baik? Bagaimana Negara ini bisa maju?Kalau generasi mudanya setiap ulangan mencontek dan terus mencontek…”ucap Bagus dalam hati.
Setelah pulang sekolah.Bagus, Cindy dan Bella pulang bersama.
“Alim dimana, tumben dia tidak ikut pulang bersama kita?” Tanya Bella.
“iya, kemana ya dia? Mungkin dia sudah pulang duluan.”jawab Bagus.
Di tengah perjalanan Bagus melihat Alim sedang bersama kakek dan nenek yang berpakaian dekil, dan kakek itu sepertinya kakinya pincang.
“lihat itu, bukankah itu Alim? Mengapa dia di situ.Dengan siapa dia?” ucap Bagus sambil menunjuk ke arah Alim.
“iya, itu kan Alim. Mengapa dia menyemir sepatu.Yuk kita kesana?” ujar Cindy.
“Yuk.” Sambut Bella.
“Alim, apa yang kau lakukan di sini?”Tanya Bagus kepada Alim.
“eh kalian, ini aku sedang membantu kakek dan nenek ini menyemir sepatu, aku merasa iba melihat kakek dan nenek ini sudah tua tapi masih bekerja, danasal kalian tahu kakek dan nenek ini dulunya seorang pejuang kemerdekaan, dan lihat kaki kakek ini, dia merelakan satu kakinya yang tertembak tentara Belanda demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan kini mereka hidup di negeri yang telah mereka merdekakan ini sebagai penyemir sepatu.” Terang Alim.
“aku sungguh kasihan pada mereka, sepertinya pemerintah tidak mempedulikan nasib pejuang dahulu kita ya.” Ucap bella sambil melinangkan air mata.
“baiklah Alim, kita akan membantu kamu untuk membantu kakek dan nenek ini.” Ucap Bagus.
“nah, begitu dong. Itu baru sahabatku.”Ucap Alim seraya tersenyum.
“sepertinya kalauhanya begini hasilnya hanya sedikit, bagaimana kalau kita membuat sebuah pelelangan bagi para pejuang bangsa.”ucap Cindy.
“ini benar sekali, aku setuju. Bagaimana dengan kalian?” Tanya Alim.
“Setuju” ucap Bagus dan Bella.
Di acara pelelangan itu, yang di adakan di sebuah taman, mereka saling membagi tugas ada yang mencari donatur, ada yang menata stand, dan lain-lain.
Acara pelelangan bagi pejuang bangsa pun di mulai, satu persatu dari 4 sekawan itu saling tunjuk bakatnya.
“sepertinya penontonya sangat sedikit, bagaimana kita bisa mendapat banyak donasi kalau penontonya saja hanya sedikit?” Tanya Bella.
“Tenang saja.” Ujar Alim
Lalu Alim pun meninggalkan tempat itu dan pergi ke sebuah tempat tongkrongan anak muda.
“hallo kakak-kakak! Bagaimana dari pada kakak-kakak semua nongkrong tidak jelas di sini, kalian datang ke acara amal untuk pejuang bangsa, di sana kakak-kakak bisa mempertunjukan bakat kalian loh.”Ujar Alim dengan jelas.
“apa untungnya bagi kita, kalau kita ke sana? Tanya salah satu orang dari gerombolan anak tongkrongan tersebut.
“banyak sekali untungnya, selain kalian bisa menunjukan bakat kalian, kalian juga bisa membantu para pejuang bangsa, pejuang bangsa sudah berkorban baik jiwa dan raganya untuk merebut kemerdekaan, bayangkan saja apabila negeri ini tanpa pejuang, mungkin saja negeri ini masih dijajah sampai detik ini.ayolah kak kita jadikan acara ini sebagai ucapan terima kasih kita kepada pejuang bangsa. Dan kita tunjukan pula bahwa generasi muda sekarang tidak semuanya berahlak jelek, kalau pejuang dulu merebut kemerdekaan dengan darah dan kerinngat, mari kita sebagai penerus pejuang bangsa, kita mengisi kemerdekaan dengan karya dan prestasi. Oh iya, Kakak semua tau tidak? Hari ini hari sumpah pemuda.Kita sebagai pemuda-pemuda Indonesia harus mengobarkan semangat kita, semangat pemuda kita untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan.”Ucap Alim panjang lebar.
“benar juga apa kata anak ini. Ya udah yuk.” Ujar salah satu dari pemuda di situ.
“Yuk” ujar semuanya.
“eh Lim, kamu bagaimana bisa membawa orang sebanyak ini?” Tanya Cindy.
“sudahlah, kau tidak perlu tahu. Yang penting sekarang kita mulai saja acaranya.”Jawab Alim.
Acara pun di mulai, acara semakin meriah karena pemuda tadi banyak yang memiilki bakat yang berbeda-beda dan unik, ada yang breakdance, juggling bola, sulap,bahkan jaipongan, dan masih banyak lagi. Dan akhirnya acarapun selesai dan di akhiri dengan dengan ikrar sumpah pemuda yang di teriakan Alim dengan lantang dan di tirukan oleh semua penonton dan pengisi acara di situ, dan terakhir di akhiri tepukan tangan yang begitu meriah.
“Sumpah pemuda bukan hanya di hafalkan dan di ucapkan saja, tetapi harus di hayati maknanya pada kehidupan sehari-hari, agar kita menjadi pemuda Indonesia yang berakhlak baik, berprestasi dan berkarya demi kemajuan negeri ini agar menjadi lebih baik.” Teriak Bagus mengakhiri acara tersebut.
Dana yang terkumpul pada acara tersebut ternyata lumayan banyak, lalu Alim dan teman-teman memberinya kepada pejuang bangsa.Mereka begitu senang ternyata masih ada anak Indonesia yang memperhatikan mereka.
Alim dan kawan-kawan berharap semoga kegiatan seperti ini terus bisa di laksanakan oleh semua pemuda Indonesia, dan menunjukan bahwa generasi muda sekarang masih ada dan semoga semuanya masih menjujung rasa persatuan, persaudaraan, dan toleransi. Di tengah arus globalisasi yang sangat deras dan bisa saja mendera akhlak pemuda Indonesia yang tidak  memiliki tekad dan rasa nasionalisme yang tinggi.

By: luthfiyyah Damayani (8D)